Selasa, Pagi Malam Indah Penuh Makna

          Kuawali hari ini dengan bayangan indah tak tentu arah akan kemana angin membawaku, tak ada sarapan pagi, tak ada pula ucapan selamat pagi untuk menjalani hidup hari ini. Yang ada hanyalah kicauan tv yang menyala mulai malam tadi. 
Ku buka mataku ku singkirkan selimut yang hangat menyentuh tubuh. Ku tatap langit-langit kamar yang setiap pagi terlukis dengan sempurna wajahmu kawan-kawan. Dirimu semualah sarapan dan semangat pagi ku. 
Air yang dingin mengucur deras membasahi pori-pori seirama dengan tetesan embun yang menyentuh bumi. Oh indahnya pagi ini.
Andaikan embun tak cepat berlalu tak cepat pula sang fajar menyinari sampai ke sela dunia yang paling kelam.
Ku singkapkan baju sakral yang setia menemani 1.080 hari penuh suka duka bernada cerita. Tak bosan ku mengenakannya karena inilah kebanggaan sebagai anak SMK. 
Kulangkahkan kaki dengan derap suara yang pasti, semut merah yang berbaris di dinding saling berpegang satu sama lain menambah rasa ini untuk melihat senyuman manis dari rona wajahmu semua.
Tak lama ku berjalan, diiringai dengan kesibukan mesin beroda yang lalu lalang. Kutiba di tempat sebagai saksi bisu perjalanan menuju masa depan. 
Dan,
Sambutan senyumanmu itu mengobati rasa rindu selama 2 minggu kita tidak bertemu.
Waktu terus berlalu, kami harus menuju tiga tempat tujuan hari ini untuk menjunjung acara yang ingin sekali menjadi salah satu acara terbaik kami.
Ku lewati keramaian jalan dengan mengendarai roda dua, ku bonceng dia yang selalu ada di setiap keringat perjuangan, tetes air mata yang membasahi hati, dan tawa penuh dengan canda. 
Dan kawanku lagi membonceng adek kelas yang akan meneruskan perjuangan kami, seperti hari ini.
Dua tempat yang dituju kami tak bertemu dengan pemimpin tempat itu, hanya tinggal satu tempat lagi, kami harus memakai jaket. 
Kami tak bisa lagi bergoncengan, karena penerus perjuangan kami harus kembali dengan roda dua yang dibawa nya.
Tiga pejuang dengan satu sepeda, ya sekarang hanya tinggal satu sepeda.. Aku tak tau jalan di tempat itu, tak seperti dia yang sudah 90 hari berada disana. Keterpaksaan mendesak untuk memilih sebuah pilihan, aku harus bersama kawanku bergoncengan sepeda dan dia naik roda empat bersama orang-orang yang tak dikenalnya.
Disetiap apa yang kita lakukan, diperjalanan ini kawanku tak lupa untuk mengingatkan kewajiban. Kami menuju tempat yang selalu dipenuhi dengan lantunan do'a. Setelah bersuci kami pun bersujud kepada-Nya..
Waktu terus berjalan, dia telah menunggu kami, kami pun datang menghampiri. Alhamdulillah kami bertiga kembali dan berjalan bersama. 
Kenangan itu tak akan pudar digerus derasnya zaman, tempat itu akan selalu menjadi kenangan.
Dan waktunya kami untuk menuju tempat tujuan terakhir, tempat yang begitu indah. Gemerlapnya lampu ditambah sinar bahagia yang memancar dari senyum kami menambah syahdunya surga di malam itu, Subhanallah, kita mendapat pertunjukkan yang luar biasa disini, air, cahaya, api, musik, dan genderang tabuhan bersaingan menari dengan melodi, sayang hanya ada tiga pejuang disini, Sepuluh yang disana ingin sekali kami jadikan berada disini.. Mungkin perjuangan malam ini, kami bisa mewujudkannya.. 
05.36
Selamat pagi... 
Kata itu asing ku dengar ketika aku bangun dari tidurku, sekarang aku bisa mendengar kata itu. Siapa yang memberi kata itu? Tak salah lagi, kata itu asing tapi yang mengatakan sangat dekat dengan hati kami.
Sang embun pagi menetes dari daun menjari menyambut kami di pagi hari ini. Sungguh pagi ini pagi yang amat indah dan berharga, Ya Allah, terima kasih engkau telah memberikanku kesempatan untuk merasakan kebahagiaan ini, Semoga kami bisa menebar butir-butir kebahagian ini kepada kawan-kawan kami yang disana. Aamiin.
(G'13)
Dengan penuh kangen, 15 April 2014.


0 komentar: