Sistem Reproduksi Hewan
Selasa, Januari 20, 2015
By
Unknown
Biology
0
komentar
Perkembangbiakan pada hewan juga terjadi baik secara aseksual maupun seksual. Hewan tingkat rendah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Sedangkan hewan tingkat tinggi hanya bereproduksi secara seksual saja.
A. Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan
Perkembangbiakan aseksual pada hewan umumnya terjadi
pada hewan tingkat rendah/Avertebrata. Reproduksi aseksual artinya reproduksi
yang terjadi tanpa didahului dengan peleburan dua sel kelamin yang berbeda
jenisnya. Reproduksi aseksual pada hewan ada lima jenis, yaitu pembelahan
biner, pembelahan ganda, pembentukan tunas, regenerasi, dan partenogenesis.
1. Pembelahan biner, terjadi pada makhluk hidup
uniseluler, yaitu dari golongan Monera dan Protista. Pada pembelahan biner,
dari satu individu membelah secara langsung menjadi dua sel anak. Pembelahan
biner terdiri dari lima jenis, yaitu pembelahan ortodoks, melintang, membujur,
miring, dan strobilasi. Pembelahan biner secara ortodoks/umum terjadi pada
Amoeba dan mikroorganisme lain dari golongan Rhizopoda. Pembelahan biner secara
melintang terjadi pada Paramecium. Pembelahan dengan tipe membujur contohnya
pada Euglena. Tipe pembelahan miring terjadi pada Dinoflagellata. Sedangkan
pembelahan biner tipe strobilasi menghasilkan individu baru dari bagian tubuh
induk yang lepas, contohnya pada cacing pita (Taenia sp).
2. Pembelahan ganda, yaitu pembelahan berulang,
sehingga dalam sekali pembelahan dari satu individu dapat dihasilkan lebih dari
dua individu. Contoh hewan yang dapat melakukan pembelahan ganda adalah
Plasmodium.
3. Pertunasan atau budding, yaitu pembentukan tunas kecil yang
serupa dengan induk. Tunas ini kemudian memisahkan diri dan menjadi individu
baru. Contohnya pada Hydra, ubur-ubur pada saat berbentuk polip, dan hewan dari
golongan Porifera. Selain bereproduksi dengan tunas, Porifera juga dapat
melakukan reproduksi secara seksual.
4. Fragmentasi, individu baru terbentuk dari bagian tubuh induk yang
terbagi-bagi/terputus baik sengaja atau tidak. Setiap bagian tumbuh dan
berkembang membentuk bagian yang belum ada sehingga menjadi individu baru
yang utuh. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah
cacing tanah, bintang laut, dan Planaria. Fragmentasi bukan merupakan cara
reproduksi yang utama, karena dalam kondisi normal Planaria bereproduksi secara
seksual.
5. Partenogenesis, individu baru terbentuk dari telur
yang tidak dibuahi. Hewan yang mengalami partenogenesis adalah serangga,
misalnya lebah madu.
B. Perkembangbiakan Seksual pada Hewan Tingkat Tinggi
Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan
alat reproduksi, sel kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses
pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan
yang terjadi di dalam tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar
tubuh. Pembuahan di dalam tubuh induk betina disebut fertilisasi internal.
Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk betina disebut fertilisasi eksternal.
Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang
hidup di dalam air, misalnya katak dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang
dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat memperbesar peluang terjadinya
pembuahan. Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe
acak dan tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma di
lakukan di sembarang tempat. Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu
untuk melepaskan sperma dan sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan
lebih besar. Pada fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi dalam tubuh
induk betina. Jadi sperma dari induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh
betina melalui kopulasi.
Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin
jantan/sperma dihasilkan oleh testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel
telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur). Proses pembentukan sel kelamin
jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses pembentukan sel kelamin jantan
disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina disebut
oogenesis.
Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan
terbentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Perkembangan dan
kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu vivipar, ovipar, dan
ovovivipar.
1. Vivipar (hewan beranak), yaitu hewan yang embrionya
berkembang dan mendapat makanan di dalam uterus (rahim) induk betina. Contohnya
adalah kerbau, sapi, gajah, dan harimau.
2. Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya
berkembang di dalam telur. Telur hewan ini dikeluarkan dari dalam tubuh dan
dilindungi oleh cangkang. Embrio memperoleh makanan dari cadangan makanan yang
terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar mengerami telurnya hingga
menetas, misalnya ayam dan merpati. Namun banyak pula induk yang menimbun telur
dengan pasir atau bahkan membiarkan begitu saja.
3. Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya
berkembang di dalam telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk
betina. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induk dan anaknya
keluar. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu. Anak itik menetas dari telur, itik
termasuk hewan ovipar.
Berikut ini beberapa contoh reproduksi seksual pada
hewan.
1. Reproduksi pada Ikan
1. Reproduksi pada Ikan
Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya
terjadi di luar tubuh induk betinanya. Alat kelamin jantan terdiri dari
sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui saluran vas deferens
yang bermuara di lubang urogenital. Lubang urogenital merupakan lubang yang
dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.
Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium.
Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur dikeluarkan melewati oviduk dan
kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina mengeluarkan sel
telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti oleh
ikan jantan dengan mengeluarkan sperma.
2. Reproduksi pada Katak
Katak termasuk hewan amfibi yang hidup di darat dan
air. Pembuahan katak terjadi secara eksternal yang dilakukan di air. Katak
bersifat ovipar atau bertelur. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis
yang berwarna putih kekuningan.
Testis menghasilkan sperma. Sperma melewati vas
efferentia dan menuju kloaka. Kloaka merupakan tempat keluarnya sperma, saluran
urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat kelamin betina terdiri dari sepasang
ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur melewati oviduk dan menuju kloaka.
Pada saat kawin (kopulasi), katak jantan akan naik ke
punggung katak betina. Dengan jarinya, katak jantan menekan katak betina
sehingga katak betina mengeluarkan sel telur ke dalam air. Saat keluarnya
telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya. Terjadilah pembuahan sel telur
di dalam air dan akan berkembang menjadi zigot.
3. Reproduksi pada Reptilia
Umumnya reptilia bersifat ovipar, walaupun ada
sebagian yang ovovivipar. Pada reptilia jantan, alat kelaminnya terdiri dari
sepasang testis, epididimis dan vas deferens. Memiliki alat kelamin khusus yang
disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka saat kawin. Sedangkan reptilia
betina memiliki alat kelamin terdiri dari sepasang ovarium dan oviduk. Telur
bermuara di oviduk. Pada reptil ovovivipar telur akan menetas dalam oviduk.
4. Reproduksi pada Burung- - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - -
Burung berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan dierami hingga menetas. Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Alat kelamin burung jantan terdiri dari sepasang testis. Sperma yang dihasilkan testis akan menuju vas deferens dan kloaka. Sedangkan alat kelamin betina pada burung terdiri dari ovarium kiri dan oviduk.
Burung berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan dierami hingga menetas. Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Alat kelamin burung jantan terdiri dari sepasang testis. Sperma yang dihasilkan testis akan menuju vas deferens dan kloaka. Sedangkan alat kelamin betina pada burung terdiri dari ovarium kiri dan oviduk.
Saat kawin, kloaka jantan dan betina saling mendekat
sehingga ketika sperma keluar dari kloaka jantan akan langsung masuk ke kloaka
betina sehingga sel telur dapat dibuahi. Telur burung mempunyai struktur
sebagai berikut.
a. Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar
masuknya udara. Di sebelah dalam cangkang terdapat dua buah membran yang pada
salah satu ujungnya tidak saling melekat, sehingga terbentuk rongga udara.
b. Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna
putih bening yang berfungsi sebagai cadangan makanan dan melindungi embrio dari
guncangan.
c. Kuning telur, terdapat di bagian tengah albumen. Pada kuning telur
ini terdapat calon embrio. Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka
terdapat kalaza yang berfungsi menjaga posisi kuning telur.
Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning
telur dan putih telur diserap melalui pembuluh darah yang terbentuk
mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang berperan dalam mendukung
pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut.
a. Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu
kantung tempat tumbuhnya embrio.
b. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio dan CO2 keluar dari embrio.
c. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.
b. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio dan CO2 keluar dari embrio.
c. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.
5. Reproduksi pada Mamalia--------------------------------------------------------------
Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah dilahirkan, anak hewan mamalia menyusu kepada induknya. Meskipun demikian, ada beberapa jenis mamalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur. Contohnya adalah platipus (Ornithorynchus anatinus).
Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah dilahirkan, anak hewan mamalia menyusu kepada induknya. Meskipun demikian, ada beberapa jenis mamalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur. Contohnya adalah platipus (Ornithorynchus anatinus).
Semua hewan Mamalia memiliki alat reproduksi yang
hampir serupa.
Tikus jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi
untuk menghasilkan sperma. Sperma dikeluarkan melalui saluran sperma yang
disebut vas deferens. Untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan betina,
digunakan penis.
Tikus betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi
untuk menghasilkan sel telur atau ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari
ovarium (ovulasi) keluar melalui saluran telur dan akhirnya sampai di uterus.
Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh
dan berkembang menjadi embrio. Tikus mampu mengandung lebih dari satu embrio.
Namun tidak semua Mamalia memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio
memperoleh nutrisi dan oksigen dari plasenta yang dihubungkan melalui tali
pusat. Jika sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan
melalui vagina.
0 komentar:
Posting Komentar