Nama Asli Presiden Soekarno
Selasa, Mei 20, 2014
By
Unknown
Indonesia Kami
0
komentar
Bung Karno
terlahir dengan nama Kusno. Sejak kecil hingga usia belasan tahun, Kusno selalu
sakit-sakitan. Yang terparah adalah saat ia berumur sebelas tahun. Sakit thypus
menyerangnya dengan hebat. Bahkan kerabat dan handai taulan menyangka, Kusno
berada di ambang pintu kematian. Dalam kondisi seperti itu, ayahandanya, Sukemi
Sosrodihardjo mendorong semangat Kusno untuk bertahan. Selama dua setengah
bulan Kusno tak bangun dari tempat tidurnya.
Dan…. selama
itu pula, ayahnya setiap malam tidur di bawah tempat tidur Kusno. Ia berbaring
di atas lantai semen yang lembab di alas tikar pandan yang tipis dan lusuh,
tepat berada di bawah bilah-bilah bambu tempat tidur Kusno. Memang, riwayat
penyakit Kusno kecil berderat panjang. Ia tercatat pernah mengidap malaria,
disentri… pokoknya semua penyakit dan setiap penyakit.
Hingga
akhirnya, Sukemi menyimpulkan, nama Kusno tidak cocok, karenanya harus diganti
agar tidak sakit-sakitan. Dalam tradisi Jawa, mengganti nama seorang anak
(terutama bila dianggap tidak cocok karena “terlalu berat” dan mengakibatkan si
anak sakit-sakitan) adalah hal biasa. Raden Sukemi, ayahanda Kusno adalah penggandrung
Mahabharata, sebuah epik Hindu zaman dulu.
Tak heran
bila suatu hari Sukemi berkata kepada Kusno, “Kus, engkau akan kami beri nama
Karna. Karna adalah salah seorang pahlawan terbesar dalam cerita Mahabharata.”
Kusno menyambut kegirangan, “Kalau begitu, tentu Karna seorang yang sangat kuat
dan sangat besar…” “Oh, ya nak,” jawab Sukemi setuju, “juga setia pada
kawan-kawan dan keyakinannya, dengan tidak memperdulikan akibatnya. Tersohor
karena keberanian dan kesaktiannya.
Karna adalah
pejuang bagi negaranya dan seorang patriot yang saleh.” Dan… sambil memegang
bahu, serta memandang jauh ke dalam mata Kusno, berkatalah sang ayah, “Aku
selalu berdoa, agar engkau pun menjadi seorang patriot dan pahlawan besar dari
rakyatnya. Semoga engkau menjadi Karna yang kedua.” Nama Karna dan Karno sama
saja. Dalam bahasa Jawa, huruf “A” menjadi “O”.
Sedangkan
awalan “Su” pada kebanyakan nama orang Jawa, berarti baik, paling baik. Jadi,
Sukarno berarti pahlawan yang paling baik. Begitulah nama Kusno telah berganti
menjadi Karno… Sukarno. Namanya satu kata saja: SUKARNO.
Maka, ketika
ada wartawan asing menuliskan nama Ahmad di depan kata Sukarno, Bung Karno
menyebut wartawan itu sebagai goblok. Ia juga menjelaskan ihwal ejaan “OE”.
Waktu ia sekolah di zaman Belanda, untuk kata “U” memang ditulis “OE”. Tak
urung, tanda tangan Bung Karno pun menggunakan “OE”. Akan tetapi, setelah
Indonesia merdeka, Bung Karno-lah sebagai Presiden yang menginstruksikan supaya
segala ejaan “OE” kembali ke “U”.
Ejaan nama
Soekarno pun menjadi Sukarno. “Tetapi, tidak mudah untuk mengubah tanda tangan
setelah berumur 50 tahun, jadi kalau aku sendiri menulis tanda tanganku, aku
masih menulis S-O-E,” ujar Bung Karno, menjelaskan ihwal ejaan namanya yang
benar adalah SUKARNO dengan tanda tangannya yang masih menggunakan ejaan
SOEKARNO karena kebiasaan. Bagian ini sangat valid, karena merupakan penuturan
langsung Bung Karno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams: “Bung Karno
Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”.
0 komentar:
Posting Komentar