Aktivitas Luar Kelas : Penjelajahan dan Berkemah

 
Penjelajahan (hiking) adalah suatu kegiatan di alam bebas dengan berjalan kaki diikuti dengan berbagai permainan atau petualangan. Banyak sekali manfaat yang dapat diperolah dari kegiatan ini. Kemandirian, saling pengertian, kerjasama, kedisiplinan, dan tanggung jawab merupakan aspek pendidikan yang diharapkan timbul dari kegiatan tersebut. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menunjang kenyamanan dan keselamatan sebelum melakukan penjelajahan di alam bebas. Oleh karena itu, pengenalan dan pemahaman teknik dalam melakukan perjalanan sangatlah penting. Kegiatan penjelajahan bertujuan untuk melatih mental, fisik, keterampilan, dan mengembangkan daya kreativitas. Berikut yang harus diperhatikan dalam penjelajahan. 

1. Perencanaan Penjelajahan
Perencanaan merupakan langkah awal melakukan kegiatan. Perencanaan suatu kegiatan

merupakan hal yang penting. Hal ini dilakukan agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dalam perencanaan penjelajahan, antara lain:
  1. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi cuaca.
  2. Mengidentifikasi lokasi yang akan dilakukan untuk penjelajahan.
  3. Menyusun acara pelaksanaan kegiatan.
  4. Menyusun jadwal kegiatan.
Acuan yang menjadi titik pokok dalam perencanaan adalah mengorganisasi aktivitas yang akan dilakukan. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.
2. Persiapan Penjelajahan
  • Membentuk panitia dan kelengkapannya.
  • Menjajaki pendahuluan objek yang akan dituju.
  • Mengirim surat izin kepada pihak yang berwenang.
  • Menentukan perlengkapan perorangan dan kelompok.
Perlengkapan perorangan, antara lain:
  • Sepatu dan kaos kaki.
  • Pakaian.
  • Ransel.
  • Air minum dan makanan.
  • Obat-obatan ringan.
Perlengkapan kelompok, antara lain:

  • Kompas, merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui arah mata angin.
  • PPPK, merupakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan.
  • Peta perjalanan, merupakan denah yang menunjukkan arah perjalanan yang akan dituju.
  • Tenda.
  • Tambang.
3. Pelaksanaan Penjelajahan
Kegiatan penjelajahan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Semua peserta penjelajahan berkumpul sesuai kelompoknya. Ketua kelompok memberi pengarahan kepada anggotanya. Kepala sekolah atau yang mewakilinya melepas keberangkatan para peserta penjelajahan. Selama dalam perjalanan penjelajahan, keselamatan diri dan kelompok menjadi
perhatian utama. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
  • Setiap peserta mematuhi aturan dan petunjuk yang telah ditetapkan. 
  • Kekompakan dan kerja sama kelompok harus tetap terjaga.
  • Sopan santun harus selalu dijaga.
  • Menjaga keselamatan diri dan kelompok.
  • Tidak merusak lingkungan yang dilewati.
Kegiatan di alam bebas mempunyai risiko. Risiko tersebut, antara lain kram, kaki lecet, terjatuh, dan kecelakaan yang lain. Hal tersebut hendaknya sudah diantisipasi oleh peserta dan kelompoknya. Peserta telah siap menghadapi masalah dalam perjalanan penjelajahan.

4. Evaluasi Penjelajahan
Dalam setiap kegiatan, perlu diadakan evaluasi. Evaluasi diadakan untuk mengetahui hal-hal berikut.
  • Menilai sampai sejauh mana rencana yang diprogramkan dapat berjalan.
  • Mengidentifikasi persoalan-persoalan yang muncul dalam penjelajahan.
  • Memberikan catatan agar dalam penjelajahan yang akan datang permasalahan yang muncul dapat diantisipasi.
  • Menilai kerja panitia sampai sejauh mana kekompakan, koordinasi, dan kerja sama timnya
Berkemah
Berkemah atau kamping adalah kegiatan yang dilakukan di alam bebas terbuka dengan menginap di dalam tenda. Kegiatan perkemahan biasanya berkaitan dengan kepramukaan dan pencinta alam. Berkemah bukan sekadar berwisata. Pemandangan alam yang indah dan asri mengajak kita mengenal alam ciptaan Tuhan. Ingat apa kata pepatah ”tak kenal maka tak sayang”. Berkemah akan bertambah rasa cinta pada alam. Dengan demikian, tumbuh keinginan untuk menjaga dan melestarikan alam.
 
1. Merencanakan Kemah Secara Matang
Perencanaan dalam kegiatan perkemahan mencakup hal-hal berikut ini.
  • Waktu pelaksanaan.
  • Menentukan tempat perkemahan.
  • Biaya yang diperlukan.
  • Jumlah peserta kemah.
  • Surat izin kegiatan dari pihak yang berwenang.
  • Pembagian regu.
  • Perlengkapan yang diperlukan.
2. Alat dan Perlengkapan Kemah
Alat dan perlengkapan kemah yang diperlukan, antara lain:
  • Tenda.
  • Tali atau tambang.
  • Tongkat atau tiang penyangga.
  • Pasak.
  • Cangkul dan sabit.
  • Senter dan lampu.
  • Tikar.
  • Peralatan memasak.
  • Peralatan makan dan minum.
  • Peralatan mandi.
  • Alat dan perlengkapan lain yang diperlukan
Agar bawaan tidak terlalu berat, semua perlengkapan harus ditanggung bersama teman satu kelompok. Ada pembagian tugas yang jelas dan adil terhadap semua anggota kelompok. Hal ini dilakukan supaya tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Memilih Lokasi Perkemahan
Dalam memilih lokasi perkemahan, hendaknya tempat yang aman dan dekat dengan sumber air bersih. Di samping itu, mudah mendapatkan kebutuhan pokok sehari-hari. Jika memilih tempat di bumi perkemahan, fasilitas pendukungnya sudah disediakan. Kita tinggal memilih tempat untuk mendirikan tenda.
 
4. Cara Mendirikan Tenda
Pada saat kita akan mendirikan tenda perlu perhatikan hal-hal berikut.

  • Tempat dipilih yang datar.
  • Pasang kedua tiang penyangga.
  • Ikat setiap tiang dengan tali ke kiri dan ke kanan.
  • Gunakan pasak untuk mengikatkan tali.
  • Hubungkan tiang pertama dan kedua dengan tali.
  • Pasang tenda dengan setiap ujung tenda, ditarik dengan tali sampai kencang dan dihubungkan dengan pasak.
  • Buat parit di sekeliling tenda untuk aliran air.
  • Pasang pagar di sekeliling tenda.
5. Kegiatan di Perkemahan
Kegiatan di perkemahan dilakukan untuk dapat mengenal lingkungan alam secara lebih dekat dan lebih baik. Di samping itu, juga untuk menciptakan suasana kekeluargaan dan keakraban di antara para peserta kemah. Kegiatan yang dilakukan untuk menguji wawasan, pengetahuan, maupun keterampilan para peserta kemah. Dengan demikian dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) peserta kemah. Kegiatan yang dilakukan di arena perkemahan bermacam-macam. Kegiatan tersebut, antara lain:
  • Mencari jejak.
  • Halang rintang.
  • Lomba memasak antar tenda/regu.
  • Kegiatan olahraga.
  • Api unggun.
6. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Perkemahan
Kegiatan perkemahan memiliki nilai-nilai positif bagi kita. Nilai-nilai positif tersebut adalah sebagai berikut.
- Kebersamaan
- Kerja sama. 
- Mencintai alam dan sesama manusia. 
- Tanggung jawab. 
- Disiplin. 
- Tenggang rasa
- Kemandirian
 
- JENIS KECELAKAAN PADA PENJELAJAHAN DI PERBUKITAN
 
Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

A.   Melakukan Perencanaan Penjelajahan di Perbukitan
Keberhasilan seseorang dalam melakukan perjalanan ditentukan oleh perencanaan den persiapan sebelum melakukan perjalanan. Gagal dalam melakukan sebuah perencanaan perjalanan berarti­ merencanakan kegagalan dalam suatu perjalanan.
Banyak orang yang mendapat kecelakaan seat melakukan perjalanan.karena mereka tidak memper­siapkan rencana perjalanan dengan baik. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang penggiat slang babas, yaitu:
 
1.         Fisik dan Kondisi Kesehatan
Pendakian gunung bukanlah sebuah piknik yang ringan. Kemampuan fisik den kondisi kesehatan yang prima sangat dibutuhkan. Sebelum melakukan pendakian pastikan bahwa kondisi fisik den kesehatan anda baik. Lakukan latihan fisik secara rutin untuk meningkatkan stamina jauh-jauh hari Sebelum pendakian. Jogging, berenang, atau bersepeda secara teratur sangat membantu meningkatkan stamina.
 
2.    Persiapkan Perlengkapan Sesuai yang Dibutuhkan
Untuk pendakian yang singkat, tanpa bermalam misalnya, tentu saja perlengkapannya lebih sederhana dibandingkan pendakian yang memakan waktu berhari-hari, apalagi yang melewati daerah perbukitan tinggi yang dingin. Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain :
a.    1 pasang pakaian perjalanan, 1 pasang pakaian untuk tidur dan 1 pasang pakaian cadangan (selalu dijaga tetap kering). Jenis pakaian pilih yang cepat kering, ringan, least den hangat.
b.    Jacket dingin.
c.    Topi rimba
d.    Jacket hujan/Jas hujan/ponco. Bawa yang waterproof
e.    Kaos tangan.
f.     Kaos kaki wool 2 pasang.
g.    Obat-obat pribadi Penyakit yang khusus kadang hanya din kita yang tahu
h.    Kantong tidur.
i.   Kantong plastik besar untuk menyimpan semua pakaian/ perlengkapan tetap kering.
j.     Alat rnasak dan kompor.
k.    Peta dan Kompas.
l.     Tenda. 
 
3.    Bahan Makanan
Persiapkan bahan makanan secukupnya, jangan berlebih namun .juga jangan sampai kurang. Perhitungkan lama anda pergi. Pilihlah jenis makanan yang dapat langsung dimakan dan mempunyai kalori yang tinggi. Hindari makanan yang harus dimasak dan membutuhkan bahan bakar berlebih. Ingat semakin banyak membawa bahan bakar atau bahan makanan mentah beban anda akan makin berat dan tidak efektif. Jenis makanan yang praktis misalnya: power bar, coklat, biskuit, permen, Mie instan, kurma, dan lain-lain. 
 
4.    Perizinan
Perizinan atau carat identitas lainnya sangat perlu, apalagi jika kita akin melalui daerah tertentu yang dianggap daerah berbahaya. Kordinasi dengan pemegang otoritas/petugas sangat perlu sekaligus untuk memperoleh informasi penting yang bermanfaat dan mungkin saja berhubungan dengan rencana perjalanan. 
 
5.    Rute Perjalanan
Pastikan bahwa rute yang akan ditempuh aman dan menyenangkan. Pelajari rute itu sehingga anda slap dengan kemungkinan yang akan terjadi Jika kita pergi dengan tim, alangkah baiknya jika salah satu anggota tirn anda pernah melalui rute tersebut. Tinggalkan pesan kepada teman atau klub anda rencana perjalanan kita meliputi diri kita, anggota tim, dan lama perjalanan. informasi ini penting, siapa tahu kita butuh bantuan.
 
6.    Perlengkapan P3K
Perlengkapan P3K sangat penting. Perlengkapan ini dapat menyelamatkan nyawa sementara sebelum mendapat perawatan intensif. Kemampuan menangani keadaan daruta harus dimiliki oleh setiap anggota tim. 
 
7.    Perhatikan Cuaca
Keadaan cuaca saat akan berangkat mungkin saja berbeda ketika sudah berada ditengah perjalanan. Jika cuaca makin memburuk,misalnya hujan badai dan berangin keras. Berlindunglah sampai cuaca membaik. Tetapi jika keadaan makin buruk segera putuskan untuk berbalik agar keadaan tidak menjadi lebih buruk. Hujan badai dan dingin akan cepat membuat kemampuan fisik seseorang turun dengan drastis. Jangan malu untuk membatalkan niat kita.
 
8.    Radio/HT/HP
Radio telekomunikasi sangat penting untuk berhubungan dengan pihak luar, sayangnya ada beberapa tempat/gunung yang justru melarang seseorang membawa perlengkapan radio telekomunikasi/ HT. jika anda membawanya, gunakanlah hanya untuk keperluan darurat sekaligus untuk menghemat baterai. Handphone bisa saja dibawa, tetapi persoalannya adalah jangkauan transmisi dan kekuatan baterai. Selain keindahan, alam terbuka juga menyajikan bahaya yang selalu mengintai setiap saat.
Bahaya yang biasanya terjadi dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu :
1)  Bahaya subyektif, yaitu potensi bahaya yang berada di bawah kendali manusia. Contohnya : pemilihan alat yang salah, penguasaan penggunaan perlengkapan yang dibawa kurang, pemilihan jenis perjalanan yang tidak tepat, perhitungan logistik (bekal) yang salah, mengajak teman yang kurang berpengalaman, dan lainnya: Intinya bahaya subyektif diakibatkan oleh kecerobohan manusia.
2)  Bahaya obyektif, yaitu potensi bahaya yang berada di luar kendali manusia, Contohnya : badai, banjir, dan lainya. Seorang petualang yang baik seyogyanya mengetahui kondisi alam yang akan dikurangi sebelum melakukan periaianan.

-   Melakukan Dasar Penyelematan di Alam Bebas 
 
1.    Dasar-Dasar Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnose penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kernatian.
a.    Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar.dalam menanganisuatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1)    Pastikan kita bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2)    Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efisien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun serene pendukung lainnya. Bila kita bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3)    Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah kita lakukan, identitas korban, tempat den waktu kejadian, den sebagainya. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
b.    Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1)    Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu den pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2)    Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang den dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3)    Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4)    Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besardapat membawa kematian dalam waktu 3­5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat­kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5)    Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6)    Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patch dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7)    Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputrasan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
 
2.    Kasus-Kasus Kecelakaan Atau Gangguan Dalam Kegiatan Alam Terbuka
Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gang­guan yang sering terjadi dalam kegiatan di clam terbuka.
a.    Pingsan
Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karma otak kekurangan 02, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
b.    Dehidrasi
Dehidrasi, yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan-yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, CI, Ca). Dehidrasi disebabkan karma kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
c.    Mimisan
Mimisan, yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karma suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/ kelelahan/ benturan
d.    Kram
Kram, yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
e.    Memar
Memar, yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah Wit akibat dari benturan keras.
f.     Keseleo
Keseleo, yaitu pergeseran yang terjadi pada per­sendian biasanya disertai kram.
g.    Luka
Luka, yaitu suatu keadaan terputusnya kontinui­tasjaringan secara tiba-tiba karma kekerasan/injury.
h.    Pendarahan
Pendarahan, yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa raja.
i.      Patah Tulang/fraktur
Patah Tulang/fraktur. yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
j.      Luka BakarLuka Bakar, yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan bends-bends yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
k.    Hipotermia
Hipotermia, yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin
l.      Keracunan makanan atau minuman 
 
 
Sumber:  
 

0 komentar: